Matahari masih teduh saat rombongan lima-belas mahasiswa arsitektur angkatan 2014 dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo tiba di seknas ASF-ID di bilangan Kota Baru, Regol, Bandung. Kunjungan Hasnah dan teman-teman di Sabtu (15/10/16) pagi itu adalah sebuah inisiatif untuk menjajaki beragam peran arsitek di masyarakat, peran melalui biro maupun perkumpulan independen. Setelah “tour” di dalam sekretariat sesi dimulai dengan perkenalan singkat dan pengenalan perkumpulan Architecture Sans Frontières Indonesia oleh Siska dan Usie.
Sesi berlanjut dengan presentasi Uji dan Ayon dari Universitas Katolik Parahyangan terkait kegiatan perencanaan partisipatif di kampung Nangkasuni serta rencana jangka waktu dekat untuk kerjasama dengan unit-unit pengmas yang ada di Bandung. Sesi ketiga giliran Alfan dan Kusdian dari Universitas Pendidikan Indonesia melaporkan rangkaian kegiatan partisipatif terkini termasuk proses pemetaan dengan teknologi drone dan GPS di Pasirluyu. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan grup untuk menyelenggarakan seminar dan workshop nasional “Kampung Kota, Kampung Kita, Kampung Bersama” pada pertengahan November.
Kedua bentuk kuliah kerja lapangan dari dua kampus mendapat masukan pada aspek metodologi dan aspek budaya kampung dari Frans. Andrea menutup sesi presentasi dengan studi kasus Rumah Contoh di Kampung Tongkol, Jakarta Utara. Acara berlanjut dengan sesi tanya-jawab dalam suasana cair namun mendalam, sebelum ditutup dengan perpisahan, tukar-menukar cindera mata, dan foto bersama.
Leave a comment