Seminar & Workshop on BAMBOO

 asfga19bamboo
asfga19bamboo

 

Architecture Sans Frontières International, Architecture Sans Frontières Indonesia, Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Tengah, and Soegijapranata Catholic University Semarang present:

Seminar & Workshop on BAMBOO
24-25 July 2019

Semarang, Central Java

with Indonesian bamboo architects:
Andry Widyowijatnoko
Effan Adhiwira

Seminar Nasional. Rabu, 24 Juli 2019 di B 1.3 Henricus Constant, SCU (KUM IAI: 3)

International Workshop.Thursday, 25 July 2019 at Pendopo, SCU

Info: (LINE & WA) alan_cristian & 082137603589

REGISTRATION:

Bambu Tanpa Batas

Artikel diperbarui pada 26 Mei 2020

Bambu Tanpa Batas
Bambu Tanpa Batas, bersama Jörg Stamm et al di Institut Teknologi Bandung tanggal 22 Juli 2017.

Banyak yang dapat dipelajari lewat acara “Bambu Tanpa Batas” yang diselenggarakan di kampus arsitektur Institut Teknologi Bandung di Sabtu pagi tanggal 22 Juli 2017 lalu. Tiga presentasi menjadi pemantik diskusi singkat dan padat tentang material bambu, material yang masih jarang digunakan di bidang arsitektur dan konstruksi. Dihadiri oleh empatpuluh peserta yang terdiri dari pegiat, praktisi, mahasiswa, dosen, serta pengurus Ikatan Arsitek Indonesia daerah Jawa Barat, tiga pembicara membawakan sudut pandang yang cukup berbeda berdasar pengalaman mereka masing-masing.

Pembicara utama acara ini adalah Jörg Stamm, seorang praktisi struktur bambu kelahiran Jerman dan terlatih sebagai tukang kayu. Dengan pengalaman selama hampir duapuluh tahun, Jörg menjelaskan proyek-proyek bambunya yang tersebar di seluruh dunia, terutama jembatan pedestrian yang dibangun di Cúcuta, Kolombia dan di Bali. Menurutnya, bambu adalah material lokal yang paling cocok untuk digunakan di negara-negara tropis. Sambil menjelaskan sisi teknis dari penggunaan bambu sebagai struktur, ia mengajak peserta untuk mulai melihat bambu sebagai material kelas atas yang membutuhkan investasi dan pengetahuan teknis memadai demi menggerakkan pasar konstruksi bambu.

Pernyataan Jörg didukung dengan presentasi dari  Andry Widyowijatnoko, sebagai dosen arsitektur ITB sekaligus salah satu arsitek yang konsisten menggunakan bambu pada karya-karyanya. Pada suatu titik di perjalanan karirnya, beliau memutuskan untuk tidak lagi menganggap bambu sebagai “kayunya orang miskin.” Melalui riset dan studi yang panjang, Andry mulai memamerkan sambungan-sambungan bambu menjadi elemen desain yang kuat dan indah.

Konstruksi jembatan bambu di Orangutan Haven, kredit klip: Sumatran Orangutan Conservation Programme

Bambu tanpa Batas presentasi Andrea dan Ihot, acara kolateral di Orangutan Haven, 12 Agustus 2017

 

Pandangan yang sedikit berbeda datang dari Andrea Fitrianto dari ASF Indonesia melalui pengalamanya mendesain dan mendampingi pembangunan jembatan bambu di Davao, Filipina, dan di Solo. Menurutnya, bambu adalah “bahasa yang universal” yang dapat menyatukan warga setempat dengan pegiat lintas profesi dan membentuk relasi sosial yang baru. Andrea juga mengajak para praktisi untuk tidak hanya berbagi tentang kisah sukses namun juga sikap terbuka dalam membahas kegagalan desain maupun hambatan dan resiko yang dihadapi dalam masa konstruksi.

Pada akhirnya, perbincangan ini mengajak para peserta untuk memulai ikut serta dan memilih peran masing-masing dalam perkembangan konstruksi dan arsitektur bambu.

Jörg Stamm: Bamboo Without Borders

Bamboo Without Borders
Bamboo Without Borders

It has been a while since bamboo returns into architecture scene. There are more and more bamboo architecture and constructions going on today in various projects driven by dedicated builders, engineers, architects, and even experimental student projects. These are justified through the common fascination to the marvelous plant. Still, there are many loopholes along the course of securing bamboo construction with its fundamentals and minimum safety standards. How does an internationally-renown expert see these experiences? We will look into case studies and comments from grandmaster Jörg Stamm.

Jörg Stamm is a German bamboo expert known for his impressive long-span bamboo bridges. He began his career after he visited Colombia and fell in love with their local bamboo Guadua. This led him to seek more knowledge about efficient methods in bamboo construction and to participate in practical work experiences all over the world. With his masterful way of integrating traditional craft and innovative engineering, Jörg Stamm has earned international recognition for his bamboo structures. He is now a multi-lingual speaker that conducts seminars and hands-on bamboo workshops.

  • Host: Dr. Andry Widyowijatnoko
  • Time: Saturday, July 22, 2017, 9:00 – 12:00 WIB
  • Venue: Galeri Arsitektur ITB , Jl. Ganesha No.10, Bandung

Contribution: IDR 150k (standard), IDR 120k (IAI members), IDR 50k (students) by transfer to Bank Mandiri acc. 130.00.14654670 (Arsitektur Swadaya dan Fasilitasi) and send payment details to home@asf.or.id or 0896-2257-8780 (Amel), 0821-3840-7751 (Fathin). Each participant will receive a certificate. IAI members will receive 4 KUM.

Bambu tanpa Batas
Bambu tanpa Batas

Organised by Architecture Sans Frontières Indonesia and Architecture Dept. at Bandung Institute of Technology, with supports from Indonesian Institute of Architects – West Java Chapter. #BwoB #JörgStamm #asfid

BBS#3: Constructing Identity

Constructing Identity
Constructing Identity

Architecture Sans Frontières Indonesia presents Brown Bag Session #3

Constructing Identity – Documenting vernacular architecture while coping with contemporary challenges at tropical fringe.

In places full of rich ancestral cultures and vernacular architecture that has coexisted in harmony with the forests for centuries, communities are in the cusp of development. But, against the common perception that their knowledge is diametrically opposed to progress and modernization, is there a common ground that we can stand upon and take action to respond to climate change and globalization?

Construye Identidad (Peru)

Host: Yenny Gunawan, UNPAR

April 5th, 2017. 19:00 p.m. | Kafé Kaka | Jl. Sultan Tirtayasa No.49 Bandung

Due to limited available space, please register your attendance in this  

This discussion is free of charge and open to public. Info 0812-2159-106 (Vani) home[at]asf.or.id

Transitional Shelter after Typhoon Haiyan

Brown Bag Session – Architecture Sans Frontières Indonesia
Saturday, April 9th, 2016, 16:00 – 18:00 PM
Jl. Kota Baru No.32A Ciateul, Bandung
info: Siska 0838-6701-7087
Transitional Shelter after Typhoon Haiyan – Bryan Auman* 

Host: Yenny Gunawan ST. MA. (UNPAR)

On November 8, 2013 Typhoon Haiyan battered Philippines central region and exposed the vulnerabilities of vernacular houses. Rehabilitation and reconstruction process will take years to complete, but the safety and security of the inhabitants were immediately needed. I-siguro Da-an (meaning safety first) transitional shelter presents simple plan and design that considers acceptable typhoon risks with reliable method, makes it affordable and effective. The Shelter’s open-source design allows adoption by various humanitarian organizations and hundreds units were built.

*) Architect Nino Bryan Chuango Auman (b. 1988) is Team leader at Institute for Planning and Design, University of San Carlos, Cebu City, Philippines. Currently, Bryan is enrolled in Master of Architecture Research at Institut Teknologi Bandung.